Friday, April 11, 2008

Berbasah Ria

Ini adalah yang keduakalinya saya dicemplungin ke kolam renang. Dongkol karena baju dan celana basah tak ada ganti selama bekerja; senang, karena saya merasa teman-teman peduli dengan kehadiran dan ketidakhadiran saya. Lho kok? Apa hubungan antara dicemplungin dan kepedulian?

Ceritanya begini.

Setelah dua hari tidak ngantor (maklum mau pindah jadi males-males gitu), tiba-tiba saja saya ingin melihat teman-teman bekerja. Kan saya masih terdaftar di tempat lama, dan juga saya berencana mengurus persoalan lain ke HRD.

Jadilah saya ke kantor setelah subuh. Cuaca dingin menyengat. Udara putih oleh kabut musim pancaroba. Jalanan masih sepi dari pengendara. Padahal biasanya sekitar pukul 5 jalan tol Bintaro-JORR sudah ramai dengan mobil dan truk. Mungkin karena habis hujan, sehingga orang masih malas berangkat pagi-pagi. Perjalanan saya lalui dengan cepat, sehingga dalam waktu kurang dari setengah jam saya telah sampai di Senayan City.

Rupanya teman-teman tengah merencanakan sesuatu bagi Bayu yang berulang tahun hari itu. Tahun lalu, kami menyediakan satu kur muffin berlilin sebagai kejutan setelah siaran berakhir. Kurang lebih hal serupa pun disiapkan. Bedanya, selain ada tart berukuran sedang, juga teman-teman bersiap menceburkannya ke kolam renang. Kami bersiaran dari tepi kolam renang apartemen di Senayan City.

Menjelang siaran berakhir, hamper semua teman turun ke tempat Bayu dan Nova cuap-cuap. Saat berita terakhir usai, kami semua menyerbunya. Wajah Bayu memerah dengan mata berbinar senang. Kue pun dipotong di bawah sorot kamera. Dan ucapan selamat mengalir penung keriangan. Namun itu belum berakhir.

Di bawah komando Nova, kami semua mengejar Bayu untuk dimasukkan ke kolam. Entah karena kurang cepat atau Bayu lebih sigap, ia dapat menghindar dari sergapan. Alhasil gagallah rencana tersebut.

Kehilangan mangsa membuat massa orang-orang terpelajar dan terdidik ini mata gelap. Tiba-tiba terdengar suara: tak ada Bayu, Indiarto pun jadilah. Lho kok? Iya, dia kan mau pergi, biar ada kenang-kenangan.

Serentak semuanya menyerbu saya. Tak sempat mengelak, karena masih terkaget-kaget, saya terpegang erat untuk siap dicemplungkan. Masih untung ada yang mengingatkan agar semua hape, dompet dan kunci mobil diamankan.

Usaha untuk meronta sia-sia belaka. Pertama karena saya kalah banyak, kedua posisi saya terjebak di tepi kolam dan ketiga saya belum melek betul. Setelah memastikan tidak ada barang berharga di kantong, byurr…..saya didorong ke kolam.

Aduuhhhh…basah deh. Diiringi derail tawa kemenangan teman-teman yang nakal itu, saya keluar dari air. Dingin langsung menyengat tanpa ampun, apalagi di ketinggian Senayan City angina bertiup agak kencang.
Saya teringat peristiwa serupa tiga tahun lalu saat SCTV menyelenggarakan audisi presenter di Malang. Beberapa saat setelah pengumuman pemenang audisi, para finalis lomba beramai-ramai mencebutkan saya ke kolam renang. Sialnya dua hape dan dompet masih ada di kantong. Dengan gegap gempita saya merasakan air kolam tanda kegembiraan dan terima kasih (apa ya?). Jadilah kedua hape itu tewas seketika karena korslet dan surat-surat termasuk uang di dompet benyek.

Sekali lagi bagi saya ini karena teman-teman mempedulikan kehadiran saya di sisi mereka, sehingga ada perayaan sejenis. Karena bias saja mereka tidak melakukan apa-apa bila saya punya hajat atau ulang tahun, jika saya tidak menjadi teman baik mereka.

Walaupun kini kunci remote mobil saya korslet terkena tetesan air, saya menganggapnya sebagai hadiah karena teman-teman gembira menjadikan saya kolega kerja mereka.

I am gonna miss u guys, I really am.

indi

No comments: