Monday, December 1, 2008

Shabu-shabu vs Bogana

Ini adalah istilah yang bisa bikin orang merinding atau kenyang. Yang pertama adalah karena barang haram alias narkotika. Sedang yang kedua adalah makanan khas Jepang. Itulah yang kami nikmati saat akhir pekan lalu.

Tidak mudah untuk memutuskan makan di rumah makan Jepang bersama keluarga. Masalahnya, saya terbiasa untuk makan karya nyonya rumah untuk shabu-shabu. Ya, saya rasa, shabu-shabu karya isteri saya patut diacungi jempol (hehehe Anda yidak boleh ngiri atau protes, lagu pula siapa lagi yang bisa memuji kalau bukan suaminya).

Akhir pekan lalu, saya anggap keluarga kami sudah biasa makan di kawasan BSD, Tangerang; jadi saatnya untuk menjelajah kawasan kuliner lainnya. Jadilah kami mengarah ke Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tujuannya restoran Jepang. Sumpah, saya belum punya referensi restoran Jepang kecuali di Mal Kelapa Gading, Jakarta Timur.

Rada ngeri juga kalau saya diprotes para precil dan ibunya jika saya gagal memuaskan mereka. Maklum saya berpromosi gencar untuk membawa mereka makan siang dengan gaya berbeda.
Dimulai dengan kesulitan mendapatkan parkir. Kami berputar-putar untuk mendapatkan ruang. Setelah hampir satu jam, ada tempat di Basement 3. Jauuuh di bawah tanah. Fiuuuh, saya masih bisa menyelamatkan muka, karena para pengikut setia hampir putus asa.

Keliling punya keliling, kami temukan Shabu-Tei di lantai 3. Tapi...ini yang repot. Antreee...padahal waktu sudah menunjukkan pk 14 WIB. Perut sudah teriak-teriak, kaki sudah gemetar dan kerongkongan sudah mengering. Rapat singkat menyepakati untuk mencari tempat lain. Eh, ketika kami mau beranjak, satu demi satu mereka yang berbaris di depan kami beranjak pergi. Saya beranikan untuk maju ke kasir. Ada seorang pria paruh baya menemui kami. Akhirnya, horeee... kami diminta menunggu sekitar 5 menit untuk menyiapkan dan membersihkan meja untuk kami berempat.

Shabu-shabu untuk dua orang, seporsi tempura sayuran, dua porsi sushi ayam dan salmon serta minuman adalah makanan yang rasanya begitu banyak dan belum pernah kami pesan sebelumnya. Tapi apa yang terjadi, semua tandas. Konstituen saya sukses menandaskan semua makanan itu. Bahkan si kecil minta lagi seporsi Banana Split. Ckckck...

Enak, tapi kantung juga mengurus dengan segera. Tapi karena diniati ya sudahlah. Untungnya ada diskon, karena pakai kartu kredit, ada potongan 25%. Lumayanlah.

Masih soal makanan, rapat rutin saya awal minggu di kantor kami buka dengan makan siang. Wah, menunya berbeda dan boleh juga. Biasanya, kalau tidak masakan Padang, ya Gado-gado. Kali ini yang tersedia adalah Nasi Bogana . Nasi campur dari Tegal Jawa Tengah ini dibungkus dengan daun pisang tersembunyi di balik kotak berukuran sedang.

Bagi perut saya yang tidak besar, ukuran nasi Bogana ini sangat tepat. Pas untuk menghalau rasa lapar, namun tidak sampai kekenyangan. Kasihan buat rekan-rekan saya yang biasa gembul. Jadinya mereka harus menambah beberapa gelas air minum untuk mengenyangkan perut. Masalahnya mereka tidak bisa tambah, karena jumlah nasi yang sesuai peserta rapat.

Kesamaan dari kedua jenis makanan itu adalah sama-sama memuaskan lidah dan perut saya. Akhirnya saya teringat kriteria makan enak karya saya sendiri. Saya simpulkan ada 3 kriteria makan enak, yaitu:
1. Makanlah saat lapar. Seorang bijak menyebutkan, lauk terbaik saat makan adalah rasa lapar itu sendiri. Makanan pasti jadi sangat nikmat. Namun rasa makanan seberapapun mahalnya akan tidak memuaskan bila perut Anda sudah kenyang dan perut mulai menolak tambahan lagi.
2. Makanlah bersama teman, kerabat, orang yang Anda cintai. Amsal Salomo menulis, betapa enaknya makan bersama saudara tanpa disertai perbantahan. Bayangkan betapa tidak enaknya makan sendirian atau bersama musuh.
3. Nah, ini yang paling penting. Makan bila dibayari alias gratis. Hehehe. 2 hal di atas tambah gratisa. Hmmmmm. Endang bambang.

Setuju?
indi

3 comments:

Ping! Me Shop said...

Mas Indi, 1 lagi nih soal makan terasa enak tuh kalo kita lagi sehat! Soalnya pas aku baca tulisan Mas Indi aku lg sakit, semua makanan rasanya pahiiiit! Salam dari Bandung! GBU!

Indiarto Priadi said...

Hahaha, setuju jg tuh. Cepet sembuh ya
indi

Ping! Me Shop said...

Mas Indi, ayo dong blognya diisi lagi! Aku suka sekali baca blog Mas Indi. Sibuk terus ya?! Oh ya, SELAMAT NATAL buat Mas Indi dan keluarga. Semoga damai natal selalu menyertai kita semua. Sukses terus ya, Mas Indi!!