Wednesday, July 16, 2008

Ke Laut (bag-2)

Gambaran tentang Pantai Carita yang hitam dan kumuh lenyap. Hamparan pasir putih dengan gelombang relatif bersahabat dan dasar laut yang dangkal adalah sebuah bonus atas perjalanan yang lumayan melelahkan selama sekitar 3 jam dari Jakarta. Mungkin pantai yang langsung berada di belakang hotel Wira Carita membuat kawasan itu relatif aman, bersih dan nyaman. Pohon-pohin besar bertumbuhan di tepi pantai tidak hanya kelapa tetapi juga ketapang.

Hari telah petang saat kami menjejakkan kaki ke pantai. Harapan untuk melihat matahari terbenam gagal sudah. Tetapi angin yang lembut dan udara sejuk cukup untuk menyegarkan tubuh dan mental yang penat.

Bagi penggemar makan seperti saya, kawasan Carita bukanlah tempat yang elok untuk berburu makanan khas. Selain sulit mendapatkan tempat makan yang layak, jenis makanan yang dijual pun tidak ada yang spesifik. Alhasil, kami cukup menggunakan insting untuk mengembalikan energi tubuh; yaitu makan untuk kenyang dan hidup. Cukup nasi goreng dengan telur dan sayur daun singkong bersantan. Biasa saja kan?

Sasaran kami selanjutnya adalah first ray of light. Memang tidak mungkin mendapatkan 'sunrise' di Carita, karena posisi pantai yang membelakangi matahari. Tetapi menikmati pagi yang segar tentu cita-cita yang menarik. Untuk itu kami segera tidur cepat. Tidak ada tv dan baca buku sebelum tidur. Apalagi memang tubuh cukup penat untuk beraktifitas yang lain malam itu.

Tidak ada kokok ayam saat mata terbuka. Lagi pula mana mungkin penduduk atau petugas hotel memelihara ayam di sekitar pantai. Bisa-bisa sang ayam kecemplung laut atau bikin kotor pantai yang indah itu. Matahari secara perlahan memecah kegelapan, ketika jam menunjukkan pukul 5.50 WIB.

Berhubung semua sudah sepakat untuk bangun pagi (sebetulnya perintah sang jenderal ini), kedua precil yang masih terlihat nyaman di balik selimut dan bantal segera kami bangunkan. Herannya, mereka pun tidak protes. Berbeda kalau di rumah, rasanya banyak alasan yang bisa dijadikan penahan untuk tidak segera bangun dari kasur.

Tanpa mandi dan gosok gigi (bayangkan joroknya, hiiii) kami segera ke pantai. Nggak peduli ah, yang penting asiik. Toh kami tidak perlu repot-repot ngeceng atau mencium orang hehehe.

Melihat kondisi pantai rasanya masuk akal kalau saya bertanya minimal kepada diri sendiri dan isteri saya, dengan pantai seindah ini, kenapa sih banyak orang harus berbondong-bondong ke Bali.

Ijinkan saya menggambarkan keindahan pantai Carita lebih detil dari perspektif saya yang subyektif ini. Pertama, hingga seratus meter ke arah laut kedalaman kurang dari satu meter. Kedua ombak relatif besar cocok untuk bermain papan seluncur. Ketiga pasir putih yang bersih terhampar hingga lebih dari tiga kilometer. Tampaknya anak-anak saya (lagi-lagi subyektif) setuju dengan saya; mereka bermain air, berseluncur, mencari kerang dan bersantai di bawah rimbunnya pepohonan.

Namun ada negatifnya: infrastruktur pendukung di obyek wisata itu sangat kurang. Di antaranya adalah: hotel dan rumah makan tua dan sedikit, jalan banyak rusak, banyak pengemis dan penjaja dagangan yang tidak tertata.

Menyebalkannya para penjaja dagangan dan pengemis terasa, saat sayadan isteri beristirahat di bibir pantai. Satu kata yang berulangkali terucap adalah kata 'tidak'. Kami terus terang sampai bosan mengicapkan penolakan atas tawaran ikan asin, layang-layang, otak-otak, pijat, tikar, pisang dan nasi bungkus. Cape deh. Kami tak sempat menikmati pantai dan keindahannya, karena tak henti-hentinya mereka datang menawarkan dagangan dengan suara memelas.

Hari bergulir, matahari meredup di ufuk barat. Pesanan ikan bakar kami datang. Hmmm baunya sedap menguar membuat perut berontak. Di bawah sinar bulan setengah purnama, kami berempat menyantap tiga ekor ikan baronang dan kakap besar-besar penuh nafsu. Diiringi musik debur ombak yang mengalun ritmis, rasanya itulah makanan ternikmat yang pernah kami santap. Pedasnya sambal kecap dan terasi bercampur dengan gurihnya daging empuk nan harum serta minuman kelapa muda langsung dari batoknya, ahh indah sekali malam itu. Pantai Carita kami kan datang lagi. Semoga saat itu, pantaimu terjaga dan tetap indah.

indi

No comments: