Mulai saat ini saya berjanji (ini sebetulnya salah satu beban, karena yang lama pun belum terpenuhi) untuk selalu menuliskan kesan saya terhadap tamu-tamu dialog saya di Apa Kabar Indonesia Pagi.
Tidak pernah terpikir untuk menyelesaikan persoalan kejiwaan dengan hal-hal di luar diskusi berupa curhat atau dialog. Hari ini salah satu tamu dialognya adalah seorang psikolog yang khusus menangani para kliennya dengan tulisan. Artinya klien ia suruh menulis, tulisannya dianalisa dan diberi saran atau terapi juga dengan cara menulis. Aneh kan? Minimal bagi saya hal itu tidak masuk diakal. Ini adalah lanjutan dari dialog sehari sebelumnya, yang kami anggap kurang cukup waktu walau menarik.
Mbak Shinta, Sang psikolog itu bertutur kata lembut yang rasanya tipikal wanita penyabar. Jilbab yang digunakannya menambah kesan anggun. Yang menarik kalimat-kalimatnya meluncur dengan lugas seperti berbicara pada anak-anak sekolah.
Bersama seorang anak autis berusia 14 tahun dan ibunya, sang psikolog menggambarkan betapa grafologi berhasil menyelesaikan banyak masalah psikologi. Irsyad demikian nama sang anak di masa kecilnya digambarkan tidak dapat menulis, berbicara dan tidak mau menatap mata lawan bicara. Dari tulisannya, menurut Mbak Shinta tidak menggambarkan kepribadian yang bertumbuh. Setiap kata berukuran sama, tidak berjarak, dan seperti cakar ayam.
Setelah melalui terapi selama hampir setahun, lewat perbandingan jenis tulisan sebanyak tiga buah, Irsyad mengalami kemajuan. Ia mau menatap lawan bicara lebih lama, berbicara lebih panjang dan dapat duduk tenang. Tulisan-tulisannya sudah berbeda. Ukuran, jarak dan kejelasan tulisannya sudah terlihat.
Grafologi, menurut psikolog lulusan Amerika itu digunakan untuk meyelami kepribadian seseorang. Hal ini terlihat dari bentuk tulisan, ukuran, kejelasan huruf dan kata-katanya serta cara penulisannya. Secara umum area menulis dibagi menjadi tiga zona, yaitu atas, tengah dan bawah. Bagian atas, contohnya huruf k, l, h dan d seperti halnya bagian kepala menunjukkan imajinasi. Zona tengah, contoh huruf a, c yaitu badan adalah kawasan materialistik dan bagian bawah. Sedangkan daerah bawah seperti untuk huruf g, j, dan y menggambarkan kekokohan diri dan nafsu.
Seseorang yang memiliki keseimbangan diri haruslah mampu mengekspresikan dirinya dalam bentuk tulisan yang mencakup ketiga area. Jika tidak, salah satu area tidak akan terlingkupi dalam setiap huruf yang digoreskan. Di situlah masalahnya, sehingga cara penyelesaiannya pun diarahkan dengan menulis secara tepat sesuai zona-zona yang seharusnya.
Saya sempat mengkritisi ilmu itu, dengan mempertanyakan penerapannya pada bentuk tulisan yang dibuat-buat terutama pada tulisan indah. Shinta menyatakan tulisan boleh dibuat-buat, tetapi ada goresan-goresan yang menjadi ciri yang tidak bisa dibohongi. Ya untuk itu perlu sekolah khusus. Itu bedanya dengan sekolah psikologi biasa.
Shinta mmpersilakan teman-teman yang bersedia tilisannya dianalisa, termasuk saya. Yang membuat saya bangga, tulisan saya dikomentari sebagai gambaran orang yang tegas, detil dan to the point alias nggak mau bertele-tele (Asyiiik, kayaknya emang sih, hehehe). Beramai-ramailah kami mengantre tulisan untuk dikomentari.
selesai acara, saya meminta nomor telepon sang psikolog, karena saya pikir boleh juga nih anak-anak saya diteliti kondisi emosionalnya. Maklum anak-anak itu tidak pernah dalam kondisi seperti saya kecil yang penuh perjuangan. Apalagi si perempuan kecil buah hati saya, yang keras kepribadiannya, maunya menang sendiri dan sering menantang orang tuanya, tetapi cengeng dan kolokan. Mungkin berguna pula untuk Anda.
indi
This blog contains my thoughts about everything. I like absorbing events, problems, situations and share them to everyone.
Wednesday, November 19, 2008
Saturday, November 8, 2008
Durian Medan
Saat itu tidak ada yang lebih menyebalkan daripada tidak bisa berlibur setelah seminggu penuh bekerja ekstra padat. Itulah yang terjadi pekan ini. Lima hari penuh saya harus bekerja pagi-pagi buta hingga malam tiba atau lebih dari dua belas jam. Jumat kemarin saya sudah berencana untuk tidur nikmat selepas pulang sore hari. Namun apa lacur menjelang sore perintah itu datang (sebetulnya salah sendiri). Saya bertanya pada atasan tentang wakil kantor yang akan dikirim menghadiri pernikahan rekan kami di Medan Minggu siang. Saya menanyakan hal itu, karena tidak ada tanda-tanda pengiriman orang dan semua perhatian tertuju pada siaran langsung rencana eksekusi pelaku Bom Bali I Amrozi cs. Ups, I am wrong. Perintah itu langsung turun kepada saya saat itu juga. You, he said, go!
Mata yang saat itu separuh menutup karena serangan kantuk segera membuka lebar. Gua? Tanya diri dalam hati. Wah sial neh (lagi-lagi dalam hati). Langsung saya bayangkan kapan mata ini enak terpejam di atas bantal dan kasur nan empuk dilingkari lengan-lengan halus isteri dan anak-anak. Harapan pulang agak siang pun batal. Saya harus mengurus tiket dan berkas-berkas wawancara, karena ada beberapa pelamar yang akan mengisi sebuah posisi di biro Medan.
Wait wait wait, saya langsung teringat satu hal yang membuat pikiran saya lebih tenang menyambut tugas itu. Medan, bung. Ada yang sulit ditemukan di Jakarta pada hari-hari ini, yang banyak dan berharga murah dan pasti enak. Bukan bika ambon, bukan bolu meranti yang berlemak itu. Yesss dureeeennnn!!!!!!
Sudah terbayang protes belahan jiwa saya saat ia mendengar suaminya akan pergi lagi akhir minggu. Bayangkan untuk yang ketiga ia tak ada di rumah karena keluar kota. Ckckckc. Suami macam apa saya ini. Apa mau dikata, lha wong suaminya masih orang gajian dan bawahan. Belum termasuk protes precil-precil yang sudah mulai tahu minta jatah jalan-jalan akhir minggu. Ya terpaksa ada janji-janji manis sepulang dari Medan.
Sabtu dinihari, saya meluncur ke bandara. Usaha untuk mendapatkan pesawat yang lebih siang tidak berhasil. dengan Batavia air di penerbangan pertama saya meninggalkan Jakarta. Praktis tidak ada masalah selama penerbangan. Atau saya mungkin tidak sadar, karena begitu duduk saya tidak lagi merasakan apa-apa alias tidur pulas sampai pesawat hampir mendarat.
Setelah mendarat dan beristirahat dua jam di hotel saya dijemput untuk mewawancarai empat pelamar. Di tengah-tengah wawancara itu, tawaran yang paling saya tunggu pun datang. Salah seorang staf di biro menanyakan makanan untuk saya. Langsung saya jawab: durian. Loh, kok makan durian? Bukannya makan nasi dulu? No way, kalau makan nasi dulu pasti saya tak mampu menghabiskan durian yang akan dibelikan. Lalu kalau makan durian dulu, kasihan nasinya yang akan dibeli. Jadi hanya durian.
Akhirnya setelah wawancara selesai, saya digiring ke belakang kantor. Pertama yang tercium adalah bau khas durian yang menyengat. Langsung saya yakin pasti mantap rasanya. Kemudian yang terlihat adalah setumpuk duren seukuran bola kaki. Ckckck. Ini namanya luarrr biasa.
Tak sampai hitungan detik, saya ambil sebuah durian untuk saya injak. Beberapa teman kaget dengan perilaku saya. Kenapa tidak pakai pisau. Saya yakinkan mereka, jika durian ini baik ia akan mudah terbuka saat diinjak. Benar, dalam dua hentakan terbukalah durian itu. Terpampang rangkaian daging putih yang kering, harum, dan ketika saya cukil sedikit, hmmm manissss rasanya.
Saya adalah penggemar durian. Dalam setiap kesempatan pulang kampung ke Madiun di akhir tahun, saya akan menyempatkan diri berburu durian sampai ke Ponorogo. Bagi saya durian kampung jauh lebih eksotis daripada durian monthong yang sebesar semangka. Durian yang katanya dari Thailand itu walaupun berbiji kecil dan berdaging tebal, bagi saya telalu kering, manisnya kurang tajam dan tak cukup menggugah selera.
Durian Medan disebut-sebut selalu tersedia sepanjang tahun. Kemudahannya ditemui di kota Medan membuat banyak penggemar durian akan selalu menyempatkan diri menikmati buah tropis ini setiap berkunjung ke Medan.
Namun saya menyesal tidak memiliki pengetahuan untuk mengenali jenis-jenis durian yang saya nikmati. Hanya ada rasa manis, ngarak (jika sudah muncul rasa pahit akibat daging buahnya mengalami fermentasi), dan hambar. Akibatnya saya tidak bisa menunjukkan durian macam apa yang paling baik dikonsumsi.
Rasanya kita bisa berbagi informasi bila membicarakan buah yang satu ini guna menambah pengetahuan.
indi
Mata yang saat itu separuh menutup karena serangan kantuk segera membuka lebar. Gua? Tanya diri dalam hati. Wah sial neh (lagi-lagi dalam hati). Langsung saya bayangkan kapan mata ini enak terpejam di atas bantal dan kasur nan empuk dilingkari lengan-lengan halus isteri dan anak-anak. Harapan pulang agak siang pun batal. Saya harus mengurus tiket dan berkas-berkas wawancara, karena ada beberapa pelamar yang akan mengisi sebuah posisi di biro Medan.
Wait wait wait, saya langsung teringat satu hal yang membuat pikiran saya lebih tenang menyambut tugas itu. Medan, bung. Ada yang sulit ditemukan di Jakarta pada hari-hari ini, yang banyak dan berharga murah dan pasti enak. Bukan bika ambon, bukan bolu meranti yang berlemak itu. Yesss dureeeennnn!!!!!!
Sudah terbayang protes belahan jiwa saya saat ia mendengar suaminya akan pergi lagi akhir minggu. Bayangkan untuk yang ketiga ia tak ada di rumah karena keluar kota. Ckckckc. Suami macam apa saya ini. Apa mau dikata, lha wong suaminya masih orang gajian dan bawahan. Belum termasuk protes precil-precil yang sudah mulai tahu minta jatah jalan-jalan akhir minggu. Ya terpaksa ada janji-janji manis sepulang dari Medan.
Sabtu dinihari, saya meluncur ke bandara. Usaha untuk mendapatkan pesawat yang lebih siang tidak berhasil. dengan Batavia air di penerbangan pertama saya meninggalkan Jakarta. Praktis tidak ada masalah selama penerbangan. Atau saya mungkin tidak sadar, karena begitu duduk saya tidak lagi merasakan apa-apa alias tidur pulas sampai pesawat hampir mendarat.
Setelah mendarat dan beristirahat dua jam di hotel saya dijemput untuk mewawancarai empat pelamar. Di tengah-tengah wawancara itu, tawaran yang paling saya tunggu pun datang. Salah seorang staf di biro menanyakan makanan untuk saya. Langsung saya jawab: durian. Loh, kok makan durian? Bukannya makan nasi dulu? No way, kalau makan nasi dulu pasti saya tak mampu menghabiskan durian yang akan dibelikan. Lalu kalau makan durian dulu, kasihan nasinya yang akan dibeli. Jadi hanya durian.
Akhirnya setelah wawancara selesai, saya digiring ke belakang kantor. Pertama yang tercium adalah bau khas durian yang menyengat. Langsung saya yakin pasti mantap rasanya. Kemudian yang terlihat adalah setumpuk duren seukuran bola kaki. Ckckck. Ini namanya luarrr biasa.
Tak sampai hitungan detik, saya ambil sebuah durian untuk saya injak. Beberapa teman kaget dengan perilaku saya. Kenapa tidak pakai pisau. Saya yakinkan mereka, jika durian ini baik ia akan mudah terbuka saat diinjak. Benar, dalam dua hentakan terbukalah durian itu. Terpampang rangkaian daging putih yang kering, harum, dan ketika saya cukil sedikit, hmmm manissss rasanya.
Saya adalah penggemar durian. Dalam setiap kesempatan pulang kampung ke Madiun di akhir tahun, saya akan menyempatkan diri berburu durian sampai ke Ponorogo. Bagi saya durian kampung jauh lebih eksotis daripada durian monthong yang sebesar semangka. Durian yang katanya dari Thailand itu walaupun berbiji kecil dan berdaging tebal, bagi saya telalu kering, manisnya kurang tajam dan tak cukup menggugah selera.
Durian Medan disebut-sebut selalu tersedia sepanjang tahun. Kemudahannya ditemui di kota Medan membuat banyak penggemar durian akan selalu menyempatkan diri menikmati buah tropis ini setiap berkunjung ke Medan.
Namun saya menyesal tidak memiliki pengetahuan untuk mengenali jenis-jenis durian yang saya nikmati. Hanya ada rasa manis, ngarak (jika sudah muncul rasa pahit akibat daging buahnya mengalami fermentasi), dan hambar. Akibatnya saya tidak bisa menunjukkan durian macam apa yang paling baik dikonsumsi.
Rasanya kita bisa berbagi informasi bila membicarakan buah yang satu ini guna menambah pengetahuan.
indi
Thursday, November 6, 2008
O....bama
Selain rencana eksekusi pelaku peledakan bom Bali I Amrozi cs. gegap gempita pemberitaan juga terjadi menjelang pemilihan umum Amerika Serikat. Sejak akhir Oktober sampai pascapengumuman pemenang pemilu, media cetak dan elektronik mengarahkan pemberitaan mereka ke negeri adidata yang sedang sakit flu ekonomi.
Sejak minggu ketiga Oktober, tempat saya bekerja mengirimkan dua tim peliput ke Amerika. Mereka adalah juga tim yang sama yang meliput kegiatan konvensi partai Republik dan Demokrat 2 bulan sebelumnya. Saya rasa, kami adalah televisi yang paling ambisius dan berani mengirimkan dua tim untuk mengetahui aktifitas dan aksi kedua pasangan kandidat pemimpin negeri AS. Yang kami inginkan adalah penonton mendapat gambaran sejernih dan seadil-adilnya dari kedua sisi. Maklimlah, seorang Obama yang hitam, bukan dari kelas pengusaha cukup seksi untuk dapat perhatian. Kebetulan juga jajak pendapat di berbagai negeri menunjukkan keunggulannya dari Mc Cain.
Kasak-kusuk melihat televisi tetangga yang hanya mengirimkan tim peliput ke sisi Obama membuat kami yakin, bahwa keputusan kami mengirim dua peliput menunjukkan kredibilitas kami yang tida memihak adalah benar. Walaupun begitu soal biaya memang sangat besar untuk ukuran tv yang baru lahir seperti kami (baru 8 bulan).
Selain tim peliput dari Indonesia yang berbondong-bondong ke Chicago, masyarakat nusantara juga seperti kena euforia Obama. Ini yang saya khawatirkan kita terlalu ke-ge er-an.
Kisah Obama yang pernah empat tahun tinggal di Indonesia diulang-ulang. Sebuah media cetak menulis judul "Anak Menteng Jadi Presiden AS" menunjukkan suasana hati itu. Memang adalah fakta ia pernah tinggal di Jakarta Pusat dan bersekolah di SDN 04 Besuki Menteng. Namun itu kan hanya setahun. Namun benarkah seorang Obama masih mengingatnya? Jangan-jangan ia hendah melupakan sekelumit kisah sejarahnya itu.
Saat perhitungan suara Selasa malam atau Rabu pagi waktu Indonesia, saya mengikuti sebuah acara resmi Kedutaan Besar AS di sebuah hotel di Jakarta. Banyak tokoh diundang. Politisi, birokrat, akademisi hingga jurnalis. Saat itu terasa sekali betapa banyak orang yang memperbincangkan kans Obama memenangkan pemilu. Mereka rasanya begitu tersihir oleh kharisma sang "Anak Menteng".
Situasi cemas menanti itu pecah, ketika Obama-Biden dinyatakan memenangkan pemilu karena unggul mutlak dari McCain-Palin. Penonton bertepuktangan dan bersorak gembira. Mereka seolah yakin Obama akan menghargai sorakan itu dari seberang samudra Pasifik. Bahkan saat Obama menyampaikan pidato kemenangan, saya melihat beberapa perempuan menitikkan air mata mendengar pidato dan suara Obama (menurutku bagus).
Keesokan harinya, semua media cetak menampilkan kemenangan Obama baik sebagai head line atau pun sekadar di halaman muka. Namun semuanya menampilkan wajah yang selama beberapa bulan terakhir membuat Amerika terkenal tidak hanya karena krisis finansial tetapi juga karena capres kulit hitam.
Sehari setelah Obama terpilih, seorang narasumber acara kami menyebutkan, Indonesia jangan ke-ge er-an atas terpilihnya "Anak Menteng" itu. Ia yakin Obama memiliki pola pikir seperti halnya orang Demokrat yang anti perang, pro-HAM dan ekonomi dalam negeri. Hal-hal itu membuat Indonesia masuk daftar ke sekian dari prioritas pemerintahannya.
Jawaban itu mmebuat saya termangu. Benarkah tidak ada artinya terpilihnya Obama bagi Indonesia? salahkah harapan dunia yang berharap dunia akan lebih baik jika AS dipimpin orang yang pernah tersia-sia akibat warna kulitnya?
Time will reveal the answer.
indi
Sejak minggu ketiga Oktober, tempat saya bekerja mengirimkan dua tim peliput ke Amerika. Mereka adalah juga tim yang sama yang meliput kegiatan konvensi partai Republik dan Demokrat 2 bulan sebelumnya. Saya rasa, kami adalah televisi yang paling ambisius dan berani mengirimkan dua tim untuk mengetahui aktifitas dan aksi kedua pasangan kandidat pemimpin negeri AS. Yang kami inginkan adalah penonton mendapat gambaran sejernih dan seadil-adilnya dari kedua sisi. Maklimlah, seorang Obama yang hitam, bukan dari kelas pengusaha cukup seksi untuk dapat perhatian. Kebetulan juga jajak pendapat di berbagai negeri menunjukkan keunggulannya dari Mc Cain.
Kasak-kusuk melihat televisi tetangga yang hanya mengirimkan tim peliput ke sisi Obama membuat kami yakin, bahwa keputusan kami mengirim dua peliput menunjukkan kredibilitas kami yang tida memihak adalah benar. Walaupun begitu soal biaya memang sangat besar untuk ukuran tv yang baru lahir seperti kami (baru 8 bulan).
Selain tim peliput dari Indonesia yang berbondong-bondong ke Chicago, masyarakat nusantara juga seperti kena euforia Obama. Ini yang saya khawatirkan kita terlalu ke-ge er-an.
Kisah Obama yang pernah empat tahun tinggal di Indonesia diulang-ulang. Sebuah media cetak menulis judul "Anak Menteng Jadi Presiden AS" menunjukkan suasana hati itu. Memang adalah fakta ia pernah tinggal di Jakarta Pusat dan bersekolah di SDN 04 Besuki Menteng. Namun itu kan hanya setahun. Namun benarkah seorang Obama masih mengingatnya? Jangan-jangan ia hendah melupakan sekelumit kisah sejarahnya itu.
Saat perhitungan suara Selasa malam atau Rabu pagi waktu Indonesia, saya mengikuti sebuah acara resmi Kedutaan Besar AS di sebuah hotel di Jakarta. Banyak tokoh diundang. Politisi, birokrat, akademisi hingga jurnalis. Saat itu terasa sekali betapa banyak orang yang memperbincangkan kans Obama memenangkan pemilu. Mereka rasanya begitu tersihir oleh kharisma sang "Anak Menteng".
Situasi cemas menanti itu pecah, ketika Obama-Biden dinyatakan memenangkan pemilu karena unggul mutlak dari McCain-Palin. Penonton bertepuktangan dan bersorak gembira. Mereka seolah yakin Obama akan menghargai sorakan itu dari seberang samudra Pasifik. Bahkan saat Obama menyampaikan pidato kemenangan, saya melihat beberapa perempuan menitikkan air mata mendengar pidato dan suara Obama (menurutku bagus).
Keesokan harinya, semua media cetak menampilkan kemenangan Obama baik sebagai head line atau pun sekadar di halaman muka. Namun semuanya menampilkan wajah yang selama beberapa bulan terakhir membuat Amerika terkenal tidak hanya karena krisis finansial tetapi juga karena capres kulit hitam.
Sehari setelah Obama terpilih, seorang narasumber acara kami menyebutkan, Indonesia jangan ke-ge er-an atas terpilihnya "Anak Menteng" itu. Ia yakin Obama memiliki pola pikir seperti halnya orang Demokrat yang anti perang, pro-HAM dan ekonomi dalam negeri. Hal-hal itu membuat Indonesia masuk daftar ke sekian dari prioritas pemerintahannya.
Jawaban itu mmebuat saya termangu. Benarkah tidak ada artinya terpilihnya Obama bagi Indonesia? salahkah harapan dunia yang berharap dunia akan lebih baik jika AS dipimpin orang yang pernah tersia-sia akibat warna kulitnya?
Time will reveal the answer.
indi
Raker 2
Saya merasa tidak cukup nikmat menceritakan hotel tempat kami raker minggu lalu. Gambaran yang muncul karena iklan ternyata cukup berbeda dengan fakta di lapangan. Mungkin juga hal itu karena saya kurang cukup mengeksplorasi fasilitas hotel tempat raker kami.
Sore hari selepas sesi pertama, panitia raker mengundang kami untuk berolahraga. Menurut panitia fasilitas di hotel itu cukup banyak dan bagus. Boleh juga nih saya pikir.
Memang sepintas halaman belakang hotel tampak luas dan hijau. Terlihat pula lapangan tenis, futsal, kolam renang dan lapangan basket. Oh ya ada gym di sebelah fasilitas olah raga itu.
Hanya saja saya melihat fasilitas-fasilitas itu terkesan dipaksakan (maaf ya penggunaan kata yang subyektif). Kolam renang kecil dengan area berjemur yang sempit. Area futsal lumayan untuk bersepakbola dan sebuah lapangan tenis yang tergenang air. Juga ada sebuah meja tenis meja yang ujungnya bolong sehingga sulit untuk tempat mengikat net. Belum lagi hanya tersedia dua bet untuk main. Akibatnya kami harus mengantre untuk bermain tenis meja.
Harapan saya untuk menemukan lokasi campingnya dan main tembak-tembakan dengan cat, seperti yang tertera di lobi hotel tidak ketemu. Memang sih saya belum sempat berkeliling. Namun keengganan saya melakukan pencarian itu tak lepas dari kondisi halaman belakang yang seperti hutan. Tanaman dengan sesemakan rimbun menghalangi pandang. Oh ya selama waktu week end itu saya hanya melihat seorang anak kecil yang menggunakan fasilitas hotel. Apakah itu berarti tidak banyak keluarga yang memanfaatkan hotel itu untuk berlibur?
Namun saya harus mengacungkan jempol untuk makanannya. Sekali sarapan, dua kali makan siang dan sekali makan malam memuaskan lidah saya dan cocok dengan selera. Beragam sup, roti, nas putih, nasi kuning dan nasi lemak, lauk ikan, ayam dan daging dimasak dengan berbeda, serta dessert yang lumayan variatif. Memang tidak dua jempol, tapi saya hampir tidak dapat menahan pola diet saya (takut gendut sih).
Ulasan ini (kalau bisa disebut ulasan) sangat tidak obyektif dan kompeten. Maklum saya hanya mengenal kata gratis dalam menciptakan dan mengelola pengalaman seperti itu.
Selamat mempertimbangkan.
Salam
indi
Sore hari selepas sesi pertama, panitia raker mengundang kami untuk berolahraga. Menurut panitia fasilitas di hotel itu cukup banyak dan bagus. Boleh juga nih saya pikir.
Memang sepintas halaman belakang hotel tampak luas dan hijau. Terlihat pula lapangan tenis, futsal, kolam renang dan lapangan basket. Oh ya ada gym di sebelah fasilitas olah raga itu.
Hanya saja saya melihat fasilitas-fasilitas itu terkesan dipaksakan (maaf ya penggunaan kata yang subyektif). Kolam renang kecil dengan area berjemur yang sempit. Area futsal lumayan untuk bersepakbola dan sebuah lapangan tenis yang tergenang air. Juga ada sebuah meja tenis meja yang ujungnya bolong sehingga sulit untuk tempat mengikat net. Belum lagi hanya tersedia dua bet untuk main. Akibatnya kami harus mengantre untuk bermain tenis meja.
Harapan saya untuk menemukan lokasi campingnya dan main tembak-tembakan dengan cat, seperti yang tertera di lobi hotel tidak ketemu. Memang sih saya belum sempat berkeliling. Namun keengganan saya melakukan pencarian itu tak lepas dari kondisi halaman belakang yang seperti hutan. Tanaman dengan sesemakan rimbun menghalangi pandang. Oh ya selama waktu week end itu saya hanya melihat seorang anak kecil yang menggunakan fasilitas hotel. Apakah itu berarti tidak banyak keluarga yang memanfaatkan hotel itu untuk berlibur?
Namun saya harus mengacungkan jempol untuk makanannya. Sekali sarapan, dua kali makan siang dan sekali makan malam memuaskan lidah saya dan cocok dengan selera. Beragam sup, roti, nas putih, nasi kuning dan nasi lemak, lauk ikan, ayam dan daging dimasak dengan berbeda, serta dessert yang lumayan variatif. Memang tidak dua jempol, tapi saya hampir tidak dapat menahan pola diet saya (takut gendut sih).
Ulasan ini (kalau bisa disebut ulasan) sangat tidak obyektif dan kompeten. Maklum saya hanya mengenal kata gratis dalam menciptakan dan mengelola pengalaman seperti itu.
Selamat mempertimbangkan.
Salam
indi
Friday, October 31, 2008
Raker
Saya menyebut kepanjangannya Rapat Kera. Hehehe. Maksud saya adalah Raker itu rapat kerja lho. Habisnya, isinya membicarakan dengan serius hal-hal yang luar biasa penting. Disambut oleh pihak lain "cowat cowet". Alhasil sepintas seperti itu tuh....
Anyway, selama dua hari saya ikut raker perusahaan, yang membicarakan masa depan perusahaan. Maklumlah tipi baru. Kami harus bersaing dengan mereka yang sudah mapan. Baik rating, program maupun citranya. Alhasil kami harus memeras isi kepala guna mencari celah untuk menyelip di tengah persaingan.
Bersama-sama menginap di sebuah hotel resort di kawasan Cikarang, Jawa Barat, saya melihat hotel ini cukup menarik. Lingkungannya hampir mirip kawasan Sukabumi, hanya lebih panas. Sejauh mata memandang terlihat kehijauan, mulai dari persawahan, perkebunan dan taman. Padahal Bukit Indah Plaza Hotel terletak di tengah-tengah kawasan pabrik dan perkantoran. Oh ya bedanya, kawasan ini tidak seburuk Kawasan Berikat Pulo Gadung, Jakarta Timur atau Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sekarang saya memang masih di tengah raker. Tetapi nanti jika sesi ini selesai, saya berjanji akan mengeksplorasi tempat ini. Katanya sih ada kolam renang, area outbound, kawasan olah raga, dll. Mudah-mudahan nanti saya memiliki catatan positif, sehingga tempat ini bisa menjadi pilihan Anda yang ingin berlibur akhir pekan. Janji.
Salam,
indi
Anyway, selama dua hari saya ikut raker perusahaan, yang membicarakan masa depan perusahaan. Maklumlah tipi baru. Kami harus bersaing dengan mereka yang sudah mapan. Baik rating, program maupun citranya. Alhasil kami harus memeras isi kepala guna mencari celah untuk menyelip di tengah persaingan.
Bersama-sama menginap di sebuah hotel resort di kawasan Cikarang, Jawa Barat, saya melihat hotel ini cukup menarik. Lingkungannya hampir mirip kawasan Sukabumi, hanya lebih panas. Sejauh mata memandang terlihat kehijauan, mulai dari persawahan, perkebunan dan taman. Padahal Bukit Indah Plaza Hotel terletak di tengah-tengah kawasan pabrik dan perkantoran. Oh ya bedanya, kawasan ini tidak seburuk Kawasan Berikat Pulo Gadung, Jakarta Timur atau Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sekarang saya memang masih di tengah raker. Tetapi nanti jika sesi ini selesai, saya berjanji akan mengeksplorasi tempat ini. Katanya sih ada kolam renang, area outbound, kawasan olah raga, dll. Mudah-mudahan nanti saya memiliki catatan positif, sehingga tempat ini bisa menjadi pilihan Anda yang ingin berlibur akhir pekan. Janji.
Salam,
indi
Monday, October 20, 2008
Kunjungan Mahasiswa
Untuk kesekian kalinya, tv tempat saya mencangkul kedatangan tamu istimewa. Bukan para tamu untuk dialog, tetapi para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Bagi saya, kunjungan ini selalu membawa makna penting. Berbeda dengan para tamu dialog yang akan kami wawancarai sehubungan dengan topik-topik yang tengah hangat. Para mahasiwa ini saya pandang sebagai wakil pemikiran kritis sekaligus calon penerus aktifitas kami saat ini.
Frekuensi kunjungan para mahasiswa ke tempat saya bekerja sekarang jauh lebih rendah daripada di tempat kerja saya yang lama. Saya menilainya karena stasiun tv ini masih relatif baru. Belum lagi karena luas cakupan siaran yang lebih rendah, juga karena rating secara umum di bawah tv lama.
Namun yang mengejutkan, dari beberapa tanya jawab informal dengan beberapa mahasiswa dengan pertanyaan mengapa tidak ke tv tetangga yang memiliki ruang redaksi indah (maklum kelihatan di tv), mereka menjawab tidak. Wahhh! Alasannya, penampilan fisik tidak berkorelasi dengan substansi program. Tv ini sesuai dengan cara pandang kami, kata mereka. Wahh lagi.
Benarkah begitu? saya mencoba menganalisa dengan merendah, bisa saja itu karena mereka tidak ingin melukai hati saya yang sudah berlelah-lelah menerangkan apa yang ingin mereka ketahui. Atau mereka hanya bisa berkunjung ke tv ini (hehehe, yang ini sih nggak usah dibahas).
Anyway, those conversations made proud that some people, especially students gitu loh, appreciated what I have done, what we have achieved. We, especially me, will always do the best to satisfy public with our programs and acts.
This writing is an expression of my gratitude for those who have criticised and support us. You all have strengthened me no matter what you've said and done. Thank you.
indi
Bagi saya, kunjungan ini selalu membawa makna penting. Berbeda dengan para tamu dialog yang akan kami wawancarai sehubungan dengan topik-topik yang tengah hangat. Para mahasiwa ini saya pandang sebagai wakil pemikiran kritis sekaligus calon penerus aktifitas kami saat ini.
Frekuensi kunjungan para mahasiswa ke tempat saya bekerja sekarang jauh lebih rendah daripada di tempat kerja saya yang lama. Saya menilainya karena stasiun tv ini masih relatif baru. Belum lagi karena luas cakupan siaran yang lebih rendah, juga karena rating secara umum di bawah tv lama.
Namun yang mengejutkan, dari beberapa tanya jawab informal dengan beberapa mahasiswa dengan pertanyaan mengapa tidak ke tv tetangga yang memiliki ruang redaksi indah (maklum kelihatan di tv), mereka menjawab tidak. Wahhh! Alasannya, penampilan fisik tidak berkorelasi dengan substansi program. Tv ini sesuai dengan cara pandang kami, kata mereka. Wahh lagi.
Benarkah begitu? saya mencoba menganalisa dengan merendah, bisa saja itu karena mereka tidak ingin melukai hati saya yang sudah berlelah-lelah menerangkan apa yang ingin mereka ketahui. Atau mereka hanya bisa berkunjung ke tv ini (hehehe, yang ini sih nggak usah dibahas).
Anyway, those conversations made proud that some people, especially students gitu loh, appreciated what I have done, what we have achieved. We, especially me, will always do the best to satisfy public with our programs and acts.
This writing is an expression of my gratitude for those who have criticised and support us. You all have strengthened me no matter what you've said and done. Thank you.
indi
Friday, October 17, 2008
Sepuluh Kota Mati Yang Mengerikan di Dunia
Saya mendapat email yang berisi tentang kota-kota mati akibat tingkah laku manusia. Mengerikan sekaligus membuat saya menganga. Rasanya bisa untuk introspeksi diri. Sayang fotonya tidak bisa dimasukkan.
Berikut ini adalah 10 kota yang tidak berpenduduk sama sekali karena berbagai bencana sehingga kota tersebut ditinggalkan penduduknya.
1. KOLMANSKOP ( Namibia ) : Dikubur dalam Pasir
Kolmanskop adalah sebuah kota mati di selatan Namibia , beberapa kilometer dari pelabuhan Luderitz. Di tahun 1908 Luderitz mengalami demam berlian, dan orang-orang kemudian menuju ke padang pasir Namib untuk mendapatkan kekayaan dengan mudah. Dalam dua tahun terciptalah sebuah kota yang megah lengkap dengan segala prasarananya seperti kasino, sekolah, rumah sakit, juga dengan bangunan tempat tinggal yang eksklusif yang berdiri di lahan yang dulunya tandus dan merupakan padang pasir.
Tetapi setelah perang dunia pertama, jual beli berlian menjadi terhenti, ini merupakan permulaan berakhirnya semuanya. Sepanjang tahun 1950 kota mulai ditinggalkan, pasir mulai meminta kembali apa yang menjadi miliknya. Papan metal yang kokoh roboh, kebun yang cantik dan jalanan yang rapi dikubur dibawah pasir, jendela dan pintu bergeretak pada setiap engselnya, kaca-kaca jendela terpecah membelalak seperti menunjukan kehancuran pada hamparan pasir yang menjulang.
Sebuah kota mati baru telah dilahirkan, sampai saat ini masih nampak sepasang banguna yang berdiri, juga terdapat bangunan seperti sebuah teater masih dalam kondisi yang sangat baik, dan sisanya, rumah-rumah tersebut hancur digerus pasir dan menjadi deretan rumah-rumah hantu yang menakutkan.
2. PRYPIAT ( Ukraine ): Rumah para pekerja Chernobyl
Prypiat adalah sebuah kota besar di daerah terasing di Ukraina Utara, merupakan daerah perumahan para pekerja kawasan nuklir Chernobyl . Kawasan ini mati sejak terjadinya bencana nuklir Chernobyl yang menelan hamper 50.000 jiwa. Setelah kejadian, lokasi ini praktis seperti sebuah museum, menjadi bagian dari sejarah Soviet. Bangunan apartement (empat merupakan bangunan yang belum sempat ditempati), kolam renang, rumah sakit, dan banyak bangunan yang lain hancur. Dan semua isi yang terdapat dalam bangunan tersebut dibiarkan ada di dalamnya, seperti arsip, TV, mainan anak-anak, meubel, barang berharga, pakaian dan lain-lain semua seperti kebanyakan milik keluarga-keluarga pada umumnya.
Penduduk hanya boleh mengambil dokumen penting, buku dan pakaian yang tidak terkontaminasi oleh nuklir. Namun sejak abad 21, tidak lagi ada barang berharga yang tertinggal, bahkan tempat duduk dikamar kecilpun dibawa oleh para penjarah, banyak dari bangunan yang isinya dirampok dari tahun ke tahun. Bangunan yang tidak lagi terawat, dengan atap yang bocor, dan bagian dalam bangunan yang tergenang air di musim hujan, semakin membuat kota tersebut benar-benar menjadi kota mati. Kita bisa melihat pohon yang tumbuh di atap rumah, pohon yang tumbuh di dalam rumah.
3. SAN ZHI ( Taiwan ): Tempat peristirahatan yang futuristik
Disebelah Utara Taiwan , terdapat sebuah kampong yang futuristic, pada awalnya dibangun sebagai sebuah tempat peristirahatan yang mewah bagi kaum kaya. Bagaimanapun, setelah terjadi banyak kecelakaan yang fatal pada masa pembangunannya akhirnya proyek tersebut dihentikan. Setelah mengalami kesulitan dana dan kesulitan para pekerja yang mau mengerjakan proyek tersebut akhirnya pembangunan resort tersebut benar-benar dihentikan ditengah jalan. Desas-desus kemudian bermunculan, banyak yang bilang kawasan kampung tersebut menjadi tempat tinggal para hantu, dari mereka yang sudah meninggal.
4. CRACO ( Italy ): Kota pertengahan yang mempesona
Craco terletak didaerah Basilicata dan provinsi Matera sekitar 25 mil dari teluk Taranto . Kota pertengahan ini mempunyai area yang khas dengan dipenuhi bukit yang berombak-ombak dan hamparan pertanian gandum serta tanaman pertanian lainnya. Ditahun 1060 ketika kepemilikan lahan Craco dimiliki oleh uskup Arnaldo pimpinan keuskupan Tricarico. Hubungan yang berjalan lama dengan gereja membawa pengaruh yang banyak kepada seluruh penduduk. Di tahun 1891 populasi penduduk Craco lebih dari 2000 orang, waktu itu mereka banyak dilanda permasalahan social dan kemiskinan yang banyak membuat mereka putus asa, antara tahun 1892 dan 1922 sekitar 1300 orang pindah ke Amerika Utara. Kondisi pertanian yang buruk ditambah dengan bencana alam gempa bumi, tanah longsor serta peperangan inilah yang menyebabkan mereka bermigrasi massal.
Antara tahun 1959 dan 1972 Craco kembali diguncang gempa dan tanah longsor. Di tahun 1963 sisa penduduk sekitar 1300 orang akhirnya dipindahkan ke suatu lembah dekat Craco Peschiera, dan sampai sekarang Craco yang asli masih tertinggal dalam keadaan hancur dan menyisakan kebusukan sisa-sisa peninggalan penduduknya.
5. ORADOUR-SUR-GLANE ( France ): the horror of WWII
Perkampungan kecil Oradour Sul Glane di Perancis menunjukan sebuah kondisi keadaan yang sangat mengerikan. Selama perang dunia ke II, 642 penduduk dibantai oleh tentara Jerman sebagai bentuk pembalasan atas terhadap perlakuan Perancis waktu itu. Jerman yang waktu itu sebenarnya berniat menyerang daerah di dekat Oradour Sul Glane tapi akhirnya mereka menyerang perkampungan kecil tersebut pada tanggal 10 Juni 1944. menurut kesaksian orang-orang yang selamat, penduduk laki-laki dimasukan kedalam sebuah gudang dan tentara jerman menembaki kaki mereka sehingga akhirnya mereka mati secara pelan-pelan. Wanita dan anak-anak yang dimasukan ke dalam gereja, akhirnya semua mati tertembak ketika mereka berusaha keluar dari dalam gereja. Kampung tersebut benar-benar dihancurkan tentara Jerman waktu itu. Dan sampai saat ini reruntuhan kampung tersebut masih berdiri dan menjadi saksi betapa kejamnya peristiwa yang terjadi saat itu.
6. GUNKANJIMA ( Japan ): the forbidden island
Pulau ini adalah salah satu dari 505 pulau tak berpenghuni di Nagasaki Daerah Administratsi Jepang, sekitar 15 kilometer dari Nagasaki . Pulau ini juga dikenal sebagai “Gunkan Jima” atau pulau kapal perang. Pada tahun 1890 ketika suatu perusahaan (Mitsubishi) membeli pulau tersebut dan memulai proyek untuk mendapatkan batubara dari dasar laut di sekitar pulau tersebut. Di tahun 1916 mereka membangun beton besar yang pertama di pulau tersebut, sebuah blok apartemen dibangun untuk para pekerja dan juga berfungsi untuk melindungi mereka dari angin topan.
Pada tahun 1959, populasi penduduk pulau tersebut membengkak, kepadatan penduduk waktu itu mencapai 835 orang per hektar untuk keseluruhan pulau (1.391 per hektar untuk daerah pusat pemukiman), sebuah populasi penduduk terpadat yang pernah terjadi di seluruh dunia.
Ketika minyak tanah menggantikan batubara tahun 1960, tambang batu bara mulai ditutup, tidak terkecuali di Gunkan Jima, di tahun 1974 Mitsubishi secara resmi mengumumkan penutupan tambang tersebut, dan akhirnya mengosongkan pulau tersebut. Pada tahun 2003 pulau ini dimbil sebagai setting film “Battle Royal II” dan mengilhami sebuah game popular “Killer7”.
7. KADYKCHAN ( Russia ): memories of the Soviet Union
Kadykchan merupakan salah satu kota kecil di Rusia yang hancur saat runtuhnya Uni Soviet. Penduduk terpaksa berjuang untuk mendapatkan akses untuk memperoleh air, pelayanan kesehatan dan juga sekolah. Mereka harus keluar dari kota itu dalam jangka waktu 2 minggu, untuk menempati kota lain dan menempati rumah baru. Kota dengan penduduk sekitar 12.000 orang yang rata-rata sebagai penambang timah ini dikosongkan. Mereka meninggalkan rumah mereka dengan segala perabotannya. Jadi anda dapat menemukan mainan, buku, pakaian dan berbagai barang didalam kota yang kosong.
8. KOWLOON WALLED CITY ( China ): A lawless city
Kota besar Kowloon yang terletak di luar Hongkong , China . Dulunya diduduki oleh Jepang selama perang dunia II, yang kemudian diambil alih oleh penduduk liar setelah Jepang menyerah. Pemerintahan Inggris ingin China bertanggung jawab terhadap kota ini, karena kota tersebut menjadi kota yang tidak beraturan dan tidak taat pada hukum pemerintah. Populasi tidak terkendali, penduduk membangun koridor lybirint yang setinggi jalan yang penuh tersumbat oleh sampah, bangunan yang sangat tinggi sehingga membuat cahaya matahari tidak bisa menyinari. Seluruh kota disinari dengan neon. Kota tersebut penuh dengan rumah pelacuran, kasino, rumah madat dan obat bius dan kokain, banyak terdapat makanan-makanan dari daging anjing dan juga terdapat pabrik-pabrik rahasia yang tidak terganggu oleh otoritas.Keadaan ini akhirnya berakhir ketika di tahun 1993, diambil keputusan oleh pemerintah Inggris dan otoritas China untuk menghentikan semua itu.
9. FAMAGUSTA ( Cyprus ): once a top tourist destination, now a ghost town
Varosha adalah sebuah daerah yang tidak diakui oleh republic Cyprus Utara. Sebelum tahun 1974 Turki menginvasi Cyprus , daerah ini merupakan daerah wisata modern di kota Famagusta . Pada tiga dekade terakhir, kota ini ditinggalkan dan menjadi kota mati. Di tahun 1970-an, kota ini menjadi kota tujuan wisata utama di Cyprus . Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para wisatawan, kota ini membangun berbagai bangunan mewah dan hotel.
Ketika tentara Turki menguasai daerah tersebut, mereka menjaga dan memagari daerah tersebut, tidak boleh ada yang keluar masuk kota tersebut tanpa seijin dari tentara Turki dan tentara PBB. Rencana untuk kembali mengembalikan Varosha ke tangan kendali Yunani, namun rencana tersebut tidak pernah terwujud. Hampir selama 34 tahun kota tersebut dibiarkan dan tidak ada perbaikan. Perlahan bangunan-bangunan tersebut hancur, metal mulai berkarat, jedela pecah, dan akar-akar tumbuhan menembus dinding dan trotoar. Kura-kura bersarang di pantai yang ditinggalkan. Di tahun 2010 Pemerintahan Turki bermaksud untuk membuka kembali Varosha untuk para turis dan kota kembali bisa didiami dan akan menjadi salah satu kota yang paling berpengaruh di uatara pulau.
10. AGDAM ( Azerbaijan ): once a 150,000 city of people, now lost
Kota besar Agdam di Azerbaijan adalah salah satu kota besar yang populasi penduduknya mencapai 150.000 orang. Namun kemudian hilang setelah pada tahun 1993 sepanjang perang Nagorno Karabakh. Walaupun kota ini tidak secara langsung menjadi basis peperangan, namun kota ini tetap mendapatkan efek dari perang tersebut, dengan menjadi korban dari sikap para Armenians yang merusak kota tersebut. Bangunan-bangunan dirusak dan akhirnya ditinggalkan penghuninya, hanya menyisakan masjid-masjid yang masih utuh berdiri. Penduduk Agdam sendiri sudah berpindah ke area lain, seperti ke Iran .
Bagaimana menurut Anda?
Berikut ini adalah 10 kota yang tidak berpenduduk sama sekali karena berbagai bencana sehingga kota tersebut ditinggalkan penduduknya.
1. KOLMANSKOP ( Namibia ) : Dikubur dalam Pasir
Kolmanskop adalah sebuah kota mati di selatan Namibia , beberapa kilometer dari pelabuhan Luderitz. Di tahun 1908 Luderitz mengalami demam berlian, dan orang-orang kemudian menuju ke padang pasir Namib untuk mendapatkan kekayaan dengan mudah. Dalam dua tahun terciptalah sebuah kota yang megah lengkap dengan segala prasarananya seperti kasino, sekolah, rumah sakit, juga dengan bangunan tempat tinggal yang eksklusif yang berdiri di lahan yang dulunya tandus dan merupakan padang pasir.
Tetapi setelah perang dunia pertama, jual beli berlian menjadi terhenti, ini merupakan permulaan berakhirnya semuanya. Sepanjang tahun 1950 kota mulai ditinggalkan, pasir mulai meminta kembali apa yang menjadi miliknya. Papan metal yang kokoh roboh, kebun yang cantik dan jalanan yang rapi dikubur dibawah pasir, jendela dan pintu bergeretak pada setiap engselnya, kaca-kaca jendela terpecah membelalak seperti menunjukan kehancuran pada hamparan pasir yang menjulang.
Sebuah kota mati baru telah dilahirkan, sampai saat ini masih nampak sepasang banguna yang berdiri, juga terdapat bangunan seperti sebuah teater masih dalam kondisi yang sangat baik, dan sisanya, rumah-rumah tersebut hancur digerus pasir dan menjadi deretan rumah-rumah hantu yang menakutkan.
2. PRYPIAT ( Ukraine ): Rumah para pekerja Chernobyl
Prypiat adalah sebuah kota besar di daerah terasing di Ukraina Utara, merupakan daerah perumahan para pekerja kawasan nuklir Chernobyl . Kawasan ini mati sejak terjadinya bencana nuklir Chernobyl yang menelan hamper 50.000 jiwa. Setelah kejadian, lokasi ini praktis seperti sebuah museum, menjadi bagian dari sejarah Soviet. Bangunan apartement (empat merupakan bangunan yang belum sempat ditempati), kolam renang, rumah sakit, dan banyak bangunan yang lain hancur. Dan semua isi yang terdapat dalam bangunan tersebut dibiarkan ada di dalamnya, seperti arsip, TV, mainan anak-anak, meubel, barang berharga, pakaian dan lain-lain semua seperti kebanyakan milik keluarga-keluarga pada umumnya.
Penduduk hanya boleh mengambil dokumen penting, buku dan pakaian yang tidak terkontaminasi oleh nuklir. Namun sejak abad 21, tidak lagi ada barang berharga yang tertinggal, bahkan tempat duduk dikamar kecilpun dibawa oleh para penjarah, banyak dari bangunan yang isinya dirampok dari tahun ke tahun. Bangunan yang tidak lagi terawat, dengan atap yang bocor, dan bagian dalam bangunan yang tergenang air di musim hujan, semakin membuat kota tersebut benar-benar menjadi kota mati. Kita bisa melihat pohon yang tumbuh di atap rumah, pohon yang tumbuh di dalam rumah.
3. SAN ZHI ( Taiwan ): Tempat peristirahatan yang futuristik
Disebelah Utara Taiwan , terdapat sebuah kampong yang futuristic, pada awalnya dibangun sebagai sebuah tempat peristirahatan yang mewah bagi kaum kaya. Bagaimanapun, setelah terjadi banyak kecelakaan yang fatal pada masa pembangunannya akhirnya proyek tersebut dihentikan. Setelah mengalami kesulitan dana dan kesulitan para pekerja yang mau mengerjakan proyek tersebut akhirnya pembangunan resort tersebut benar-benar dihentikan ditengah jalan. Desas-desus kemudian bermunculan, banyak yang bilang kawasan kampung tersebut menjadi tempat tinggal para hantu, dari mereka yang sudah meninggal.
4. CRACO ( Italy ): Kota pertengahan yang mempesona
Craco terletak didaerah Basilicata dan provinsi Matera sekitar 25 mil dari teluk Taranto . Kota pertengahan ini mempunyai area yang khas dengan dipenuhi bukit yang berombak-ombak dan hamparan pertanian gandum serta tanaman pertanian lainnya. Ditahun 1060 ketika kepemilikan lahan Craco dimiliki oleh uskup Arnaldo pimpinan keuskupan Tricarico. Hubungan yang berjalan lama dengan gereja membawa pengaruh yang banyak kepada seluruh penduduk. Di tahun 1891 populasi penduduk Craco lebih dari 2000 orang, waktu itu mereka banyak dilanda permasalahan social dan kemiskinan yang banyak membuat mereka putus asa, antara tahun 1892 dan 1922 sekitar 1300 orang pindah ke Amerika Utara. Kondisi pertanian yang buruk ditambah dengan bencana alam gempa bumi, tanah longsor serta peperangan inilah yang menyebabkan mereka bermigrasi massal.
Antara tahun 1959 dan 1972 Craco kembali diguncang gempa dan tanah longsor. Di tahun 1963 sisa penduduk sekitar 1300 orang akhirnya dipindahkan ke suatu lembah dekat Craco Peschiera, dan sampai sekarang Craco yang asli masih tertinggal dalam keadaan hancur dan menyisakan kebusukan sisa-sisa peninggalan penduduknya.
5. ORADOUR-SUR-GLANE ( France ): the horror of WWII
Perkampungan kecil Oradour Sul Glane di Perancis menunjukan sebuah kondisi keadaan yang sangat mengerikan. Selama perang dunia ke II, 642 penduduk dibantai oleh tentara Jerman sebagai bentuk pembalasan atas terhadap perlakuan Perancis waktu itu. Jerman yang waktu itu sebenarnya berniat menyerang daerah di dekat Oradour Sul Glane tapi akhirnya mereka menyerang perkampungan kecil tersebut pada tanggal 10 Juni 1944. menurut kesaksian orang-orang yang selamat, penduduk laki-laki dimasukan kedalam sebuah gudang dan tentara jerman menembaki kaki mereka sehingga akhirnya mereka mati secara pelan-pelan. Wanita dan anak-anak yang dimasukan ke dalam gereja, akhirnya semua mati tertembak ketika mereka berusaha keluar dari dalam gereja. Kampung tersebut benar-benar dihancurkan tentara Jerman waktu itu. Dan sampai saat ini reruntuhan kampung tersebut masih berdiri dan menjadi saksi betapa kejamnya peristiwa yang terjadi saat itu.
6. GUNKANJIMA ( Japan ): the forbidden island
Pulau ini adalah salah satu dari 505 pulau tak berpenghuni di Nagasaki Daerah Administratsi Jepang, sekitar 15 kilometer dari Nagasaki . Pulau ini juga dikenal sebagai “Gunkan Jima” atau pulau kapal perang. Pada tahun 1890 ketika suatu perusahaan (Mitsubishi) membeli pulau tersebut dan memulai proyek untuk mendapatkan batubara dari dasar laut di sekitar pulau tersebut. Di tahun 1916 mereka membangun beton besar yang pertama di pulau tersebut, sebuah blok apartemen dibangun untuk para pekerja dan juga berfungsi untuk melindungi mereka dari angin topan.
Pada tahun 1959, populasi penduduk pulau tersebut membengkak, kepadatan penduduk waktu itu mencapai 835 orang per hektar untuk keseluruhan pulau (1.391 per hektar untuk daerah pusat pemukiman), sebuah populasi penduduk terpadat yang pernah terjadi di seluruh dunia.
Ketika minyak tanah menggantikan batubara tahun 1960, tambang batu bara mulai ditutup, tidak terkecuali di Gunkan Jima, di tahun 1974 Mitsubishi secara resmi mengumumkan penutupan tambang tersebut, dan akhirnya mengosongkan pulau tersebut. Pada tahun 2003 pulau ini dimbil sebagai setting film “Battle Royal II” dan mengilhami sebuah game popular “Killer7”.
7. KADYKCHAN ( Russia ): memories of the Soviet Union
Kadykchan merupakan salah satu kota kecil di Rusia yang hancur saat runtuhnya Uni Soviet. Penduduk terpaksa berjuang untuk mendapatkan akses untuk memperoleh air, pelayanan kesehatan dan juga sekolah. Mereka harus keluar dari kota itu dalam jangka waktu 2 minggu, untuk menempati kota lain dan menempati rumah baru. Kota dengan penduduk sekitar 12.000 orang yang rata-rata sebagai penambang timah ini dikosongkan. Mereka meninggalkan rumah mereka dengan segala perabotannya. Jadi anda dapat menemukan mainan, buku, pakaian dan berbagai barang didalam kota yang kosong.
8. KOWLOON WALLED CITY ( China ): A lawless city
Kota besar Kowloon yang terletak di luar Hongkong , China . Dulunya diduduki oleh Jepang selama perang dunia II, yang kemudian diambil alih oleh penduduk liar setelah Jepang menyerah. Pemerintahan Inggris ingin China bertanggung jawab terhadap kota ini, karena kota tersebut menjadi kota yang tidak beraturan dan tidak taat pada hukum pemerintah. Populasi tidak terkendali, penduduk membangun koridor lybirint yang setinggi jalan yang penuh tersumbat oleh sampah, bangunan yang sangat tinggi sehingga membuat cahaya matahari tidak bisa menyinari. Seluruh kota disinari dengan neon. Kota tersebut penuh dengan rumah pelacuran, kasino, rumah madat dan obat bius dan kokain, banyak terdapat makanan-makanan dari daging anjing dan juga terdapat pabrik-pabrik rahasia yang tidak terganggu oleh otoritas.Keadaan ini akhirnya berakhir ketika di tahun 1993, diambil keputusan oleh pemerintah Inggris dan otoritas China untuk menghentikan semua itu.
9. FAMAGUSTA ( Cyprus ): once a top tourist destination, now a ghost town
Varosha adalah sebuah daerah yang tidak diakui oleh republic Cyprus Utara. Sebelum tahun 1974 Turki menginvasi Cyprus , daerah ini merupakan daerah wisata modern di kota Famagusta . Pada tiga dekade terakhir, kota ini ditinggalkan dan menjadi kota mati. Di tahun 1970-an, kota ini menjadi kota tujuan wisata utama di Cyprus . Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para wisatawan, kota ini membangun berbagai bangunan mewah dan hotel.
Ketika tentara Turki menguasai daerah tersebut, mereka menjaga dan memagari daerah tersebut, tidak boleh ada yang keluar masuk kota tersebut tanpa seijin dari tentara Turki dan tentara PBB. Rencana untuk kembali mengembalikan Varosha ke tangan kendali Yunani, namun rencana tersebut tidak pernah terwujud. Hampir selama 34 tahun kota tersebut dibiarkan dan tidak ada perbaikan. Perlahan bangunan-bangunan tersebut hancur, metal mulai berkarat, jedela pecah, dan akar-akar tumbuhan menembus dinding dan trotoar. Kura-kura bersarang di pantai yang ditinggalkan. Di tahun 2010 Pemerintahan Turki bermaksud untuk membuka kembali Varosha untuk para turis dan kota kembali bisa didiami dan akan menjadi salah satu kota yang paling berpengaruh di uatara pulau.
10. AGDAM ( Azerbaijan ): once a 150,000 city of people, now lost
Kota besar Agdam di Azerbaijan adalah salah satu kota besar yang populasi penduduknya mencapai 150.000 orang. Namun kemudian hilang setelah pada tahun 1993 sepanjang perang Nagorno Karabakh. Walaupun kota ini tidak secara langsung menjadi basis peperangan, namun kota ini tetap mendapatkan efek dari perang tersebut, dengan menjadi korban dari sikap para Armenians yang merusak kota tersebut. Bangunan-bangunan dirusak dan akhirnya ditinggalkan penghuninya, hanya menyisakan masjid-masjid yang masih utuh berdiri. Penduduk Agdam sendiri sudah berpindah ke area lain, seperti ke Iran .
Bagaimana menurut Anda?
Subscribe to:
Posts (Atom)